Sebagai seorang muslim kamu harus mengetahui tentang macam-macam Hadits seperti Hadits Shahih, Hadits Hasan dan Hadits Dhaif. Hadits sendiri merupakan sesuatu yang datang dari ucapan, perbuatan, atau pengakuan Rasulullah SAW dengan tujuan untuk memperkuat dan juga menegaskan hukum-hukum yang terdapat dalam Al-qur’an. Hadits dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan kekuatan dan juga kelemahannya dan di bawah ini akan dijelaskan ketiga kategori tersebut.
Hadits Shahih
Pengertian dari Hadits Shahih merupakan Hadits yang sanadnya bersambung, perawi yang meriwayatkan Hadits tersebut merupakan perawi yang adil dan juga dhabith, serta di dalamnya tidak terdapat syadz dan illat yang dapat merusak Hadits tersebut. Terdapat 5 syarat Hadits disebut sebagai Hadits Shahih yaitu sebagai berikut:
1. Sanadnya Bersambung
Artinya adalah semua perawi dari Hadits tersebut diambil dari rawi di atasnya. Sebagai contoh: si A mendapatkan berita dari si B, kemudian si B tersebut mendapatkan berita dari si C dan si C mendapatkan berita dari si D, dengan begitu semua berita tersebut semuanya tersambung.
2. Rawi Adil
Hal yang dimaksud dengan adil di sini adalah perawi Hadits tersebut beragama Islam, sudah baligh, mempunyai akal, menjaga muru’ah atau kehormatan dan juga tidak fasiq.
3. Rawi Dhabith
Dhabith mempunyai makna bahwa perawi tersebut mempunyai hafalan yang kuat, teliti dan juga cermat dalam menulis.
4. Selamat dari Syadz
Syadz sendiri mempunyai arti bahwa perawi tersebut tidak menyelisihi perawi lainnya yang jauh lebih kredibel.
5. Selamat dari Illat
Mempunyai makna bahwa Hadits tersebut tidak mempunyai kecacatan yang akan merusak keshahihan dari Hadits tersebut.
Contoh Hadits Shahih
1. Hadits Tentang Niat
إنَّمَا الأعمَال بالنِّيَّاتِ
Artinya: “Sesungguhnya amal seseorang itu tergantung dengan niatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
2. Hadits Tentang Ikhlas
إِنَّ اللَّهَ لا يَقْبَلُ مِنْ الْعَمَلِ إِلا مَا كَانَ لَهُ خَالِصًا وَابْتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan menerima amalan kecuali yang murni hanya untuk-Nya dan di cari wajah Allah dengan amalan tersebut.” (HR. An-Nasa’i)
3. Hadits Tentang Sabar
إِنَّمَا الصَّبْرُ عِنْدَ الصَّدْمَةِ الأُولَى
Artinya: “Sesungguhnya dikatakan sabar adalah ketika awal musibah.” (HR. Bukhari)
4. Hadits Tentang Sedekah
اليَدُ العُلْيَا خَيْرٌ مِنَ اليَدِ السُّفْلَى، فَاليَدُ العُلْيَا: هِيَ المُنْفِقَةُ، وَالسُّفْلَى: هِيَ السَّائِلَةُ
Artinya: “ Tangan yang di atas lebih baik dari tangan yang di bawah. Tangan di atas adalah orang yang memberi dan tangan di bawah adalah orang yang meminta.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits Hasan
Hadits hasan berasal dari istilah hasan yang mempunyai arti indah dan bagus. Untuk pengertian dari Hadits hasan sendiri dirumuskan dari para ulama bahwa kriteria yang dimiliki oleh Hadits hasan sama dengan Hadits shahih hanya saja perawi yang terdapat pada Hadits hasan yang mempunyai tingkat kedhabitan yang rendah jika dibandingkan dengan perawi Hadits shahih. Terdapat dua macam Hadits hasan yaitu sebagai berikut:
Hadits Hasan Lidzatihi
Hadist yang telah memenuhi kriteria hasan sehingga tidak memerlukan bantuan untuk naik ke derajat hasan sebagaimana yang terjadi pada hasan lighoirihi. Contohnya: “Dari Ibnu Umar dari Muhammad bin al-Mutsannaa dari Muhammad bin Abi Adiy dari Muhammad bin Amr dari Ibnu Syihab dari Urwah bin Az-zubair dari Fatimah binti Abi Hubasyi bahwasanya ia mengalami istihadah, kemudian nabi bersabda: ‘Darah haid itu kehitaman sudah dikenal. Jika darahnya seperti itu janganlah melakukan shalat. Jika ciri darahnya tidak seperti itu, berwudhulah dan shalatlah karena itu adalah urat (yang terluka).” (HR. Abu Dawud)
Hadits Hasan Lighoirihi
Merupakan Hadits Dhaif yang jalannya lebih dari satu jalan dan juga penyebabnya bukan karena perawi Hadits tersebut fasiq atau pendusta. Contohnya: “ Rasulullah bersabda: ‘Hak bagi seorang muslim mandi di hari Jum’at, namun jika ia tidak memperoleh air pun cukup dengan mengusap wangi-wangian keluarganya.” (HR. Ahmad)
Hadits Dhaif
Hadits Dhaif merupakan Hadits yang tidak memenuhi syarat baik dari Hadist shahih maupun Hadits hasan. Secara bahasa, dhaif sendiri mempunyai arti lemah. Hadits tersebut memang berasal dari Rasulullah SAW, namun kredibilitas yang dimiliki oleh perawi tersebut tidak kuat dan juga sanadnya terputus.
Hadits tersebut berbeda dengan Hadits palsu atau maudhu. Hadits maudhu sendiri merupakan Hadits yang sebenarnya tidak berasal dari perkataan Rasulullah SAW walaupun informasinya mengatasnamakan Rasulullah SAW.
Berikut adalah contoh Haditsnya: Diriwayatkan oleh Umar bin rasyid dari Yahya bin Abi Katsir, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah menyatakan bahwa Rasulullah bersabda: “Barang siapa yang shalat 6 rakaat setelah shalat Maghrib dan tidak berbicara sedikit pun di antara shalat tersebut, maka baginya sebanding dengan pahala ibadah selama 12 tahun.”
Demikianlah penjelasan tentang Hadits Shahih, Hadits Hasan dan juga Hadits Dhaif beserta contohnya. Dengan penjelasan tersebut diharapkan agar kita tidak salah dalam menentukan Hadits.
Yuk belajar dan menghafal Ilmu Al-Quran dan hadits bersama Pondok Tahfidz Annajah Kampung Inggris Pare. Di sini Anda akan mendapatkan atmosfer dan sensasi menghafal Al-Quran yang kondusif dan berbeda dari yang lainnya.
Selain menghafal Al-Quran, Anda juga bisa mahir bahasa Arab dan bahasa Inggris di sini. Temukan program pilihan yang cocok untuk Anda, dan daftar sekarang juga!