close
Logo Website Annajah
Search

Inilah Biografi Pengarang Kitab Riyadul Badiah Beserta Isi Kitabnya

Inilah Biografi Lengkap Pengarang Kitab Riyadul Badiah

Table of Contents

Kitab Riyadul Badiah merupakan salah satu kitab yang banyak diketahui oleh mereka yang mempelajari lebih dalam tentang agama Islam terutama mereka yang memperdalam ilmu agama melalui pondok pesantren.

Salah satu pondok pesantren yang mengajarkan tentang kitab Riyadul Badiah yaitu ada pondok pesantren Annajah. Pondok pesantren tersebut merupakan pondok pilihan yang bisa Anda coba jika memang ingin mempelajari kitab Riyadul Badiah ini.

Pembelajaran yang ada di pondok pesantren tersebut juga lengkap dan bisa dijadikan referensi untuk yang sedang bingung dalam mencari pondok pesantren yang terbaik.

Kisah Masa Kecil dan Tempat Kelahiran Pengarang Kitab Riyadul Badiah

Pengarang Kitab Riyadul Badiah yang asli atau dengan nama kitab asli Ar-Riyadul Badi’ah Fi Ushuluddin Wa Ba’dhi Furuis Syar’iah yaitu Syaikh Muhammad Hasbullah al-Syafi’i al-Makki yang merupakan ulama terkenal di Makkah pada zamannya.

Bahkan para ulama dari nusantara banyak yang menjadi murid beliau. Syaikh Muhammad bin Sulaiman Hasbullah lahir pada 1233 H dan wafat pada 1335 H. Sedangkan untuk Kitab Riyadul Badiah sendiri merupakan karangan dari Syekh Nawawi al-Jawi al-Bantani.

Syekh Muhammad Nawawi al Jawi al Bantani merupakan seorang ulama Indonesia bertaraf Internasional yang jadi Imam Masjidil Haram. Syekh Muhammad Nawawi ini bergelar al Bantani karena berasal dari Banten.

Pengarang kitab Riyadul Badiah Syekh Nawawi ini lahir di Kampung Tanara, Ds Tanasa Tanara, yang merupakan sebuah desa kecil yang ada di Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Banten di tahun 1230 H atau 1815 M. Syekh Muhammad merupakan anak sulung dari tujuh saudara dan merupakan generasi ke 12 dari Sultan Maulana Hasanuddin.

Syekh Nawawi mempelajari agama Islam secara langsung dari ayahnya bahkan sejak usianya lima tahun. Bersama dengan saudara kandungnya Syekh Nawawi kemudian belajar tentang pengetahuan dasar terkait bahasa Arab, Tauhid, Fiqih, Al Quran dan Tafsir.

Saat usia delapan tahun dengan kedua adiknya yaitu Ahmad dan Tamim, Syekh Nawawi kemudian berguru yaitu dengan K.H. Sahal yang merupakan seorang ulama terkenal dari Banten.

Setelah itu, melanjutkan kembali kegiatannya dalam menimba ilmu kepada Syekh Baing Yusuf di Purwakarta. Saat usianya masih belum lima belas tahun Syekh Nawawi ini sudah banyak mengajar sampai kemudian mencari sebuah tempat di daerah pinggir pantai sehingga muridnya lebih leluasa untuk belajar.

Selain itu, semakin banyak murid-murid juga membuatnya semakin nyaman belajar dengan tempat baru tersebut. Setelah usia lima belas tahun kemudian Syekh Nawawi menunaikan ibadah gaji dan berguru kepada beberapa ulama di Mekah.

Setalah berada di Mekah selama tiga tahun lamanya kemudian Syekh Nawawi memutuskan untuk pulang kembali ke Banten pada tahun 1828 M. Sampai di Banten, banyak ketidakadilan, penindasan, kesewenang-wenangan yang dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda pada rakyat Indonesia kala itu.

Gelora jihad kemudian berkobar dan sebagai seorang dengan komitmen yang tinggi dan punya prinsip terkait keadilan dan kebenaran membuat Syekh Nawawi berdakwah keliling untuk mengobarkan perlawanan tersebut.

Beliau merupakan ulama nusantara yang juga dipercaya sebagai imam Masjidil Haram. Popularitas serta kepakaran dalam ilmu keislaman mampu menghantarkan Syekh Nawawi mendapatkan penghargaan bahkan di kancah dunia.

Ada banyak predikat akademik yang dimiliki beliau diantaranya yaitu Sayyid al Ulama al Hijaz, al Umala al Haramain dan lain sebagainya. Setiap hari selalu diisi dengan mengajar dan memberikan fatwa, selain itu beliau juga memimpin salat serta menulis.

Syekh Nawawi ini wafat pada 25 Syawal 1314 H atau 1897 M di kota Mekkah dan makam dari Syekh Nawawi ini ada di Pemakaman Ma’la, Makkah al Mukarramah.

Selama pengarang Kitab Riyadul Badiah hidup yaitu Syekh Nawawi ini sudah menulis sebanyak 114 kitab dan ini termasuk capaian yang sangat luar biasa.

Semua karya dari beliau bahkan juga menjadi bahan untuk mengajar di hampir seluru pondok pesantren yang ada di Indonesia.

Kitab Riyadul Badiah Membahas tentang?

Pengarang Kitab Riyadul Badiah yaitu Syekh Nawawi ini merupakan ulama asal Banten yang sangat terkenal hingga kini bahkan setelah beliau wafat sekalipun. Ada berbagai pembahasan yang ada di Kitab Riyadul Badiah yang banyak di gunakan di berbagai pondok pesantren ini diantaranya sebagai berikut.

1. Thaharah

Pada bagian thaharah ini berisi tentang mandinya wanita gila dan wanita kafir sehingga halal untuk suami muslim. Tidak sah sebuah wudlu, mandi serta menghilangkan najis terkecuali jika menggunakan air yang suci dan menyucikan. Termasuk dengan wudlu yang diperbaharui, mandi wanita istihadhah dan basuhan sunat seperti basuhan kedua.

2. Hal yang membatalkan wudlu

Pengarang Kitab Riyadul Badiah ini juga menjelaskan tentang hal-hal yang membatalkan wudlu yaitu ada empat hal. Pertama yaitu keluar sesuatu dari kemaluan baik depan maupun belakang. Kedua yaitu hilangnya kesadaran karena gila ataupun karena mabuk.

Ketiga yaitu persentuhan antara lelaki dan wanita lain tanpa adanya penghalang di antara kulit. Keempat menyentuh bagian kemaluan depan manusia ataupun jin atau bundaran dubur tanpa menggunakan penghalang.

3. Wudlu

Pada kitab ini juga menjelaskan tentang berwudlu termasuk dengan bagaimana tata cara dalam berwudlu.

4. Sunat Wudlu

Selain tata cara dalam berwudlu ada juga sunat wudlu yang terdiri dari banyak hal seperti menghadap kiblat pada saat berwudlu, membaca basmalah disertakan dengan awal berwudlu, berkumur lalu menghisap airnya sekalian ke hidung dan masih banyak lagi sunat wudlu yang lainnya.

5. Bab Mandi

Pada bab ini juga menjelaskan tentang orang yang hidup tidak mandi wajib kecuali ada beberapa hal seperti junub, melahirkan, dan berhentinya haid atau berhentinya nifas.

6. Bab Tayamum

Pada kitab ini juga menjelaskan terkait dengan Tayamum yang kita ketahui merupakan cara untuk bersuci selain berwudlu jika tidak terdapat air sama sekali di tempat tersebut. Menjelaskan juga tentang dua syarat tayamum yang wajib untuk diketahui.

Pertama yaitu memindahkan debu meski dari udara dan yang kedua yaitu dilakukan setelah masuk di waktu ibadah.

Selain menjelaskan tata cara dari tayamum ada juga menjelaskan tentang penyebab tayamum yaitu ada tiga diantaranya tidak adanya air, khawatir tentang bahaya apabila menggunakan air dan membutuhkan air untuk bisa diminum manusia.

7. Najis dan Menghilangkan Najis

Pada kitab ini juga menjelaskan tentang najis dan yang dapat menghilangkan najis. Termasuk didalamnya bagaimana cara untuk mensucikan.

8. Bab Haid serta Nifas

Pada kitab Riyadul Badiah ini juga menjelaskan tentang bab haid dan nifas yang merupakan hal yang penting bagi wanita. Termasuk di dalamnya ada hal-hal yang haram dilakukan karena haid dan nifas.

9. Bab Shalat

Pada kitab ini juga ada yang menjelaskan tentang bab shalat yang tentu semua orang harus pahami.

Itulah beberapa hal yang harus Anda pahami tentang kitab Riyadul Badiah termasuk biografi dari Pengarang Kitab Riyadul Badiah. Selamat mempelajari

Ramadhan Telah Tiba!! Yuk manfaatkan momen bulan puasa kali ini dengan mengikuti program terbaru dari Annajah Dauroh Ramadhan bersama Pondok Tahfidz Annajah Kampung Inggris Pare. 

Di sini Anda bisa belajar dan memperdalam ilmu tahsin dan tahfidz Al-Quran dan bahasa Arab dengan cara yang interaktif dan penuh manfaat di bulan Ramadhan yang penuh berkah!

Tunggu apa lagi? Dapatkan sensasi belajar dengan atmosfer yang berbeda dengan daftar program Ramadhan Annajah sekarang juga!

Program Tahsin dan Tahfidz Quran Ramadhan di Annajah Kampung Inggris Pare

Baca juga Biografi Lengkap Pengarang Kitab Sulamun Nawarok (Mantiq)`