close
Dauroh Tahsin Tahfidz Ramadhan
Logo Website Annajah
Search

Isim Nakiroh: Definisi, Fungsi, Anggota, Ciri, Rumus dan Contohnya

penjelasan isim nakiroh dan contoh isim nakiroh

Table of Contents

Pada saat belajar bahasa Arab, tentu Anda tidak akan terlewat untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Isim Nakiroh. Ya, isim yang merupakan kata benda ini memang terbagi menjadi dua. Lantas, kata benda seperti apakah itu?

Apa itu Isim Nakiroh

Secara bahasa, nakirah atau nakiroh dapat diartikan sebagai sesuatu yang tidak tentu atau benda yang belum dikenal. Umumnya, isim nakirah juga didefinisikan sebagai kalimat atau kata yang tidak menunjuk makna tertentu. Dengan demikian, isim tersebut masih belum menerangkan atau menyatakan suatu makna secara spesifik.

Dalam kitabnya yang berjudul “Alfiyah ibnu Malik”, seorang ahli bahasa bernama Imam ibnu Malik juga telah menjelaskan pengertian dari isim nakirah tersebut. Jika diartikan, isim nakirah merupakan isim yang menempati posisi isim yang menerima alif + lam atau dengan kata lain menerima alif dan lam (آل) yang berpengaruh terhadap kema’rifatan kalimat tersebut.

Dari pengertian tersebut dapat dipahami jika isim nakirah merupakan isim yang layak menerima tambahan alif + lam di awal kalimah di mana tambahan tersebut dapat memberikan dampak terhadap kema’rifatan isim itu sendiri. Contohnya seperti رجال (pria) yang jika ditambah dengan alif + lam menjadi الرجل sehingga layak disebut Isim Nakiroh.

Apabila ada isim yang layak mendapat tambahan alif + lam tersebut namun tidak memberikan dampak atau pengaruh, maka tidak termasuk dalam golongan isim nakirah. Baik dengan tambahan ataupun tidak, sebuah kata bisa saja tetap bersifat ma’rifat.

Ciri-Ciri Isim Nakiroh

Sejatinya, isim nakirah sama halnya dengan kata benda indefinitif dalam bahasa Indonesia. Dengan begitu, isim nakirah sama saja dengan kata benda yang tidak dapat didefinisikan secara pasti dengan makna yang tidak sempurna.

Dalam sebuah kalimat, isim ini berfungsi sebagai permisalan. Bahkan terkadang, isim tersebut juga dipakai untuk menunjukkan suatu kesopanan ketika menceritakan kejadian yang dialami seseorang. Untuk memperjelas hal ini, berikut beberapa ciri dan tanda yang dimiliki oleh sebuah nakirah.

1. Berfaidah ma’rifat

Maksud dari kalimat atau kata yang berfaidah ma’rifat sendiri yakni dapat dimasuki oleh alif lam. Dengan demikian, nakirah merupakan isim yang dapat menerima Al Ta’rif (alim + lam) yang akan memberi makna khusus. Contohnya:

رَجُلٌ lelaki à isim nakirah

الرَجُلُ lelaki itu à isim ma’rifat

2. Dibaca dengan menyatukan isimnya

Dalam suatu kalimat yang diawali dengan huruf qomariyah, alif dan lam akan dibaca menyatu dengan isim. Misalnya kata تين (tin) jika ditambah dengan Al Ta’rif akan ditulis التِّيْن (attinu) yang bermakna “buah tin itu”

3. Dibaca terpisah dengan isimnya

Berbeda jika kalimat yang huruf awalnya berupa huruf syamsiyah, maka alif lamnya akan dibaca secara terpisah dengan isim. Sebagai contoh pada kalimat الْعِنَب “buah anggur itu”.

4. Adanya tanda tanwin

Tanda tanwin (كِتَابٌ) ini umumnya akan disertakan ketika kita menulis Isim Nakiroh. Selain itu, kalimat atau isim nakirah juga kerap diakhiri dengan bunyi N (tanwin kitabun).

Pada saat kita menggunakan nakirah dalam kalimat, kita tidak dapat mengidentifikasi suatu benda secara jelas. Hal ini karena kata benda atau isim yang disampaikan masih memiliki makna yang umum dan luas. Adapun hal-hal yang belum dapat diidentifikasi yakni misalnya di mana letaknya, kepunyaan siapa, yang mana, yang seperti apa, dan sebagainya.

Sebagai contoh pada kalimat berikut أنا أكتب رسالة. Kalimat yang berarti “saya sedang menulis surat” ini memiliki makna yang umum pada kata “surat”. Tentunya, kata ini belum menunjukkan surat apa atau tujuannya kepada siapa. Bisa saja “surat” yang dimaksud adalah surat resmi maupun surat pribadi.

Anggota Isim Nakiroh

Seperti yang sudah disampaikan, Isim Nakiroh merupakan isim yang bertanwin dan menunjukkan kata umum. Seperti pada kalimat ذَلِكَ بَيْتٌ yang berarti “itu rumah”, sifatnya lebih umum dan belum dapat dideskripsikan secara lebih jelas, terutama pada kata “rumah”.

Meski demikian, ternyata nakirah masih dibagi lagi menjadi dua macam, yakni nakirah tammah dan nakirah naqisah. Seperti apakah keduanya dan bagaimana dengan penggunaannya?

1. Nakirah tammah

Merupakan nakirah yang memiliki makna luas dan tidak ada batasan. Seperti pada kata رَجُلٌ yang berarti pria atau laki-laki. Dalam hal ini, belum diketahui pasti laki-laki mana yang dimaksud. Kata “pria” tersebut juga tidak dapat dikenali jika tidak ada suatu tanda pengenal.

2. Nakirah naqisah

Merupakan nakirah dengan makna yang luas, namun bedanya terdapat batasan berupa sifat. Sebagai contoh pada kata رَجُلٌ صَالحٌ yang jika diterjemahkan dapat berarti orang baik.

Contoh Isim Nakiroh

Dari berbagai penjelasan di atas, dapat dilihat jika Isim Nakiroh merupakan kata benda yang memang bermakna luas. Contoh lain dari isim nakirah tersebut seperti مَاءٌ (air), مَكْتَبٌ (meja), بَيتٌ (rumah), اُسْتَاذٌ (guru), اَرْضٌ (bumi), قِرْطَاسٌ (kertas), مَدْرَسَةٌ(sekolah),كِتَابٌ (buku), dan sebagainya.

Selain digunakan pada contoh kata, isim nakirah juga banyak dituliskan dalam bentuk kalimat. Berikut beberapa contohnya dengan lafadz yang menunjukkan adanya isim nakirah.

  • دَخَلْتُ بَيْتً اَمِنًا yang dapat diartikan “saya sudah masuk rumah dengan aman”. Dalam kalimat ini, isim بَيْتً (rumah) menunjukkan isim nakirah yang belum dapat dipastikan maknanya secara khusus, apakah rumah penulis sendiri, kapan masuknya, dan sebagainya.
  • اَكْتُبُ فِى مَكْتَبٍ yang dapat diterjemahkan dengan “menulis di meja”. Dalam kalimat ini, isim مَكْتَبٍ sejatinya juga masih belum dapat dilihat maknanya secara khusus, apakah meja kantor, meja makan, atau yang lainnya.
  • رَاَيتُ مَسْجِدًا فِى تِلْكَ قَرْيَةٍ atau “saya melihat masjid di desa itu”. Terdapat dua isim yang menunjukkan adanya isim nakirah, yakni مَسْجِدًا (masjid) dan قَرْيَةٍ (desa) yang masih menunjukkan adanya makna umum sehingga merupakan contoh isim nakirah.
  • قُلْتُ اُسْتَاذً فِى فَصْلٍ yang dapat diterjemahkan dengan “saya telah memberi tahu ustadz di kelas”. Pada kalimat tersebut, terdapat dua isim nakirah yang dapat diidentifikasi, yakni اُسْتَاذً (ustadz/guru) dan فَصْلٍ (kelas).
  • اَقْرَأُ الْقُرْآنَ فِى مَسْجِدٍ yang dapat diartikan dengan “membaca Al-Qur’an di masjid”. Dalam kalimat ini cukup jelas bahwa isim nakirah terletak pada isim مَسْجِدٍ yang berarti masjid. Kita belum tahu masjid mana, kapan, dan keterangan lainnya.

Itulah beberapa penjelasan mengenai Isim Nakiroh baik pada pengertian, ciri-ciri, hingga contohnya dalam suatu kalimat.

Semoga penjelasan tersebut semakin menambah wawasan Anda terhadap Bahasa Arab khususnya pada penggunaan isim nakirah yang senantiasa dipakai dalam percakapan atau bahkan tulisan sehari-hari.

Jika ingin lebih mendalami bahasa Arab dan aplikasinya, Anda dan khususnya putra-putri dapat bergabung pada Pondok Tahfidz Annajah, suatu pondok tahfidz modern yang terletak di Pare, Jawa Timur.

Dengan suasana bahasa asing yang kental, tidak mengherankan jika proses pembelajaran akan terintegrasi dengan bahasa asing, life skill, hingga Islamic Character Building.

Baca juga Isim Na’at Man’ut: Definisi, Fungsi, Anggota, Ciri, Rumus dan Contohnya