close
Dauroh Tahsin Tahfidz Ramadhan
Logo Website Annajah
Search

5 Jenis Jumlah/Kalimat dalam Bahasa Arab Lengkap dengan Contohnya!

5 jenis kalimat atau jumlah dalam bahasa arab dan contoh kalimat bahasa arab

Table of Contents

Di dalam tatanan bahasa tentu saja terdapat suatu kalimat atau susunan kata yang mempunyai fungsi untuk mengabarkan atau tuntutan. Termasuk dalam bahasa Arab tentu saja terdapat jenis kalimat dalam bahasa Arab.

Bahasa Arab di dalam penyampaiannya terkadang sifatnya Khobar atau berita kemudian insya atau tuntutan. Kedua fungsi tersebut menjadi unsur dari jumlah atau kalimat.

Apa Itu Jumlah/Kalimat Dalam Bahasa Arab?

Apa itu jumlah/kalimat dalam bahasa Arab? Jumlah atau kalimat adalah susunan yang bisa memberikan faedah yang sempurna.

Susunan yang dimaksud adalah gabungan beberapa kata, dua atau lebih kata. Jika kata hanyalah satu, artinya tidak termasuk ke dalam kategori jumlah.

Susunan kata yang banyaknya dua atau lebih harus mampu memberi suatu makna atau pengertian tepat pada pendengarnya. Sehingga tidak memberikan pertanyaan pada para pendengarnya, dimaksudkan agar pendengar tidak meminta keterangan lebih lanjut maksud dari si pembicara.

Sehingga pembuatan jumlah haruslah jelas sehingga pendengar tidak bingung. Misalnya kata Segala Puji Bagi Allah, artinya memberi kabar bahwa semua pujian itu hanya diperuntukkan untuk Allah.

Dengan kata lain, yang dimaksud jenis kalimat di dalam bahasa Arab merupakan lafadz yang susunannya adalah musnad dan musnad ilaih. Misalnya Mubtada, fi’il dan fa’il, Khobar.

Pembagian Jumlah/Kalimat

Jenis kalimat dalam bahasa Arab dapat terbagi ke dalam lima jenis pembagian jumlah/kalimat, di antaranya ismiyah, fi’liyah, dhorfiyah, dzatu wajhain dan syartiyah. Untuk lebih jelasnya, berikut ini pembagian yang dimaksud.

Jumlah Ismiyah

Pertama yang akan dibahas adalah jumlah ismiyah yang merupakan salah satu bentuk dari kalimat dalam bahasa Arab

Definisi Jumlah Ismiyah

Di dalam ilmu nahwu, definisi jumlah ismiyah atau kalimat nominal adalah kalimat yang lafadz nya diawali oleh kalimat isim. Yaitu kalimat yang menunjukkan makna tertentu serta tidak mempunyai keterkaitan zaman. Baik berupa isim yang terlihat jelas ataupun penta’wilan atau dibelokkan dari lahirnya.

Dengan kata lain, kalimat ini diawali isim atau dhamir yang tersusun atas Mubtada dan Khabar.

Contoh Jumlah Ismiyah

Agar Anda lebih paham maka harus disertai dengan contoh jumlah ismiyah dalam ayat Al Quran dimana kalimat ini pada dasarnya memiliki predikat kata benda.

Misalnya pada kalimat Allahu Rabb, dimana kata Allahu adalah Mubtada sementara Khabar adalah Tuhan. Artinya Allah adalah Tuhan.

Kemudian pada kalimat Muhammadun Rasullullah, dimana kata Muhammadun adalah Mubtada sementara Khabar adalah Rosul.

Jumlah Fi’liyah

Jenis kalimat dalam bahasa Arab yang kedua adalah jumlah fi’liyah yang akan dibahas dalam penjelasan berikut ini.

Definisi Jumlah Fi’liyah

Definisi jumlah fi’liyah atau kalimat verba adalah jumlah atau kalimat yang awalannya menggunakan fi’il. Fi’il adalah kata yang menunjuk pada pekerjaan dan berkaitan dengan zaman, baik itu hal yang jelas ataupun hal yang dikira-kira (takdir).

Contoh Jumlah Fi’liyah

Pada kalimat “Qala Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasalam” dimana kalimat tersebut merupakan contoh jumlah fi’liyah yang diawali dengan kata kerja berupa Qala. Qala di sini artinya sudah berbicara dalam bentuk fill madhi yang berarti kata kerja sudah lampau.

Kata Rasulullah kemudian menjadi subjek atau fa’il dari qala. Rasullullah menempati subjek yang dhahir, sebab terlihat jelas subjeknya.

Jumlah Dhorfiyyah

Jenis kalimat dalam bahasa Arab selanjutnya adalah jumlah dhorfiyyah. Untuk lebih lengkapnya simak berikut penjelasannya.

Definisi Jumlah Dhorfiyyah

Pada dasarnya definisi jumlah dhorfiyyah adalah kalimat yang diawali dengan dhorof atau kata yang bisa menunjukkan makna dari suatu tempat atau zaman. Atau bisa juga jer major yaitu huruf jer serta isim yang diubah ke jer.

Dhorof zaman merupakan kata dengan unsur waktu, sementara dhorof makan merupakan kata yang memiliki unsur tempat. Kalimat yang diawali dengan tempat atau waktu ini yang dapat disebut sebagai kalimat dhorfiyah.

Contoh Jumlah Dhorfiyah

Misalnya Anda bisa menemukan contoh jumlah dhorfiyah berupa dhorof zaman digunakan pada Al Baqarah ayat 95, An Nuh ayat 5 dan lain-lain.

Kemudian pada dhorof makan Anda bisa menjumpai dalam Al Baqarah ayat 123, Al Baqarah ayat 17 dan lain-lain.

Jumlah Dzatu Wajhain

Jenis kalimat dalam bahasa Arab selanjutnya adalah jumlah dzatu wajhain yang akan dijelaskan berikut ini.

Definisi Jumlah Dzatu Wajhain

Definisi jumlah dzatu wajhain pada dasarnya adalah dua wajah. Maksudnya jumlah yang bisa diawali dhorof ataupun jer majrur.

Contoh Jumlah Dzatu Wajhain

Contoh jumlah dzatu wajhain bisa Anda jumpai dalam kalimat “hal indaka holidu”, dimana lafadz indaka merupakan dhorof serta jer majrur yang membutuhkan keterhubungan kalimat lain atau ta’alluq.

Jika pada lafadz yang sebelumnya tidak dijumpai ta’alluq, taqdir dapat berupa isim, fi’il atau lafadz yang sejenisnya.

Apabila yang di taqdir adalah kalimat fi’il berarti termasuk ke dalam kategori kalimat fi’liyyah. Sebaliknya apabila yang di taqdir adalah kalimat isim maka masuk dalam kalimat ismiyah. Inilah yang menjadi alasan jumlah dzatu wajhain memiliki dua wajah.

Jumlah Syartiyah

Berikutnya jumlah syartiyah yang masuk ke dalam jenis kalimat pada bahasa Arab. Untuk lebih lengkapnya simak penjelasannya berikut ini.

Definisi Jumlah Syartiyah

Definisi jumlah syartiyah pada dasarnya adalah kalimat yang bisa menjadi fi’il dengan syarat yang jatuh setelah huruf syarat. Dengan kata lain, kata penghubung yang berfungsi menyatukan dua kalimat yang masih saling bertautan.

Kalimat pertama adalah kalimat syarat, sementara kalimat kedua adalah penghubung jawabiyah. Kata penghubung berupa jawab berfungsi untuk menghubungkan jawab dan syarat.

Huruf syarat biasa disebut juga sebagai imtina limtina, yaitu terhalangnya jawab dikarenakan terhalangnya huruf syarat.

Huruf syarat lebih digunakan untuk menjelaskan tindakan masa lampau, tetapi tidak terjadi atau batal dikarenakan sebab tertentu. Bisa juga digunakan untuk menyatakan suatu tindakan yang hendak dilakukan tetapi tidak jadi dilakukan karena adanya suatu sebab.

Contoh Jumlah Syartiyah

Untuk memahami lebih lanjut, perlu digunakan contoh jumlah syartiyah untuk referensi pemahaman Anda agar lebih maksimal.

Huruf syarat berupa in atau indzmaa bisa dimaksudkan untuk menjelaskan kata jika. Kemudian huruf lau bisa memberi makna kata kalau. Untuk kata lau ini, jika madhi bersifat positif maka bisa bersambung dengan huruf lam, sementara jika negatif maka tidak bersambung huruf lam.

Selanjutnya huruf lau laa atau lau maa dimaksudkan untuk menjelaskan kata sansainya. Kedua huruf tersebut memiliki fungsi untuk menjelaskan suatu hal yang tidak jadi terjadi karena adanya suatu hal yang menjadi faktor.

Kemudian huruf amma menunjukkan maksud adapun. Sementara hufur lamma memberikan maksud ketika atau tatkala.

Surat Muhhamad ayat 7, “In tanṣurullaha yanṣurkum wa yusabbit aqdamakum”, maka sebagai huruf syaratnya adalah kata “in”.

Itulah penjelasan mengenai jenis kalimat dalam bahasa Arab yang terdiri atas lima jenis yang sudah dijelaskan di atas. Semoga artikel ini bermanfaat untuk Anda.

Ramadhan Telah Tiba!! Yuk manfaatkan momen bulan puasa kali ini dengan mengikuti program terbaru dari Annajah Dauroh Ramadhan bersama Pondok Tahfidz Annajah Kampung Inggris Pare. 

Di sini Anda bisa belajar dan memperdalam ilmu tahsin dan tahfidz Al-Quran dan bahasa Arab dengan cara yang interaktif dan penuh manfaat di bulan Ramadhan yang penuh berkah!

Tunggu apa lagi? Dapatkan sensasi belajar dengan atmosfer yang berbeda dengan daftar program Ramadhan Annajah sekarang juga!

Program Tahsin dan Tahfidz Quran Ramadhan di Annajah Kampung Inggris Pare

Pelajari juga Mubtada Muakhor: Definisi, Fungsi, Syarat dan Contohnya