close
Dauroh Tahsin Tahfidz Ramadhan
Logo Website Annajah
Search

Isim Maushul: Definisi, Fungsi, Anggota, Rumus dan Contohnya

isim maushul

Table of Contents

Masih tentang Isim nih, kali ini akan dibahas tuntas tentang fondasi utama dari Isim Maushul. Bukan cuma pengertian, tetapi juga fungsi, anggota, rumus, hingga contohnya dalam Al-Quran.

Langsung aja deh biar nggak kelamaan, check it out!

Definisi Isim Maushul

Secara bahasa, kata Maushul berasal dari kata “وصل – يوصل” yang artinya menghubungkan atau menyambungkan. Lafadz Maushul sendiri merupakan isim maf’ul, sehingga isim maushul artinya isim yang disambung.  Sementara, secara istilah, isim maushul adalah:

اسم موصل هو اسم لايتمّ معناه الاّ بجملة او شبه جملة تذكر بعده تسمّي صلة الموصل

“Isim Maushul adalah isim yang tidak memberikan makna yang sempurna kecuali dengan jumlah atau syibhul jumlah yang disebutkan setelah. Ini disebut sebagai silatul maushul.”

Anggota Isim Maushul

1. Isim Maushul Mukhtash

Isim maushul mukhtash merupakan isim maushul yang jelas penunjukannya dan dibatasi hanya untuk lafadz tertentu. 

Disebut mukhtash (khusus) karena setiap lafadznya memiliki bentuk berbeda. Ada yang untuk mufrad, mutsanna, dan jamak, baik itu yang berupa kategori mudzakkar maupun muannats. Isim-isim tersebut, antara lain:

الَّذِي/ الَّتِي ، اللَّذَانِ / اللَّذَيْنِ ، اللَّتَانِ /اللَّتَيْنِ ، الأُلَى ،الَّذِيْنَ /اللَّاتِي, اللاَّئِي, اللواتي

  • Alladzi (الَّذِي) Khusus untuk bentuk mufrad mudzakar, baik berakal maupun tidak. Dia dihukumi mabni sukun. Contoh:

رَأيْتُ الَّذِي جَلَسَ عَلى الكُرْسِي الَّذِي أمَامَ المُدَرِّسِ

“Aku melihat dia (yang) duduk diatas kursi (yang kursi tersebut) didepan Guru”.

  •  Allati (الَّتِي) Khusus untuk bentuk mufradah muannats, baik berakal maupun tidak. Ia dihukumi mabni sukun. Contoh:

رَأيْتُ الَّتِي وَقَفَتْ أَمَامَ السَّيارةِ الَّتِي أمَامَ المَدْرَسَةِ

“Aku melihat orang cewek (yang) berdiri didepan mobil (yang mobil itu) di depan sekolah”

  • Alladzani (اللَّذَانِ) Khusus untuk bentuk mutsanna mudzakar, baik berakal maupun tidak.

Ia dihukumi seperti i’rab mutsanna yaitu rafa’ dengan alif, nashab dan Jar dengan ya’i. Contoh:

جَاءَ الطَّالِبَانِ اللَّذَانِ نَجَحَا فِي الامْتِحَانِ

“Telah datang dua orang siswa laki (yang) lulus dalam ujian”

رَأيْتُ الطَّالِبَيْنِ اللَّذَيْنِ نَجَحَا فِي الامْتِحَانِ

“Aku melihat dua orang siswa laki (yang) lulus dalam ujian”

  • Alladzani (اللَّتَانِ) khusus untuk bentuk mutsana muannats, baik berakal maupun tidak.

Ia dihukumi  seperti i’rab mutsanna yaitu rafa’ dengan alif, nashab dan Jar dengan ya’i. Contoh:

فَازَتْ الطَّالِبَتَانِ اللَّتَانِ شَارَكَتَا فِي مُسَابَقَةِ تِلاَوَةِ القرآن

“Dua siswi (yang) ikut lomba tilawah al-Qur’an telah menang”

رَأيْتُ الطَّالِبَتَيْنِ اللَّتَيْنِ فَازَتَا فِي مُسَابَقَةِ تِلاَوَةِ القرآن

“Aku melihat Dua siswi (yang) telah menang dalam lomba tilawah al-Qur,an”

  •  Alulaa (الأُلَى) Khusus untuk bentuk Jamak, baik mudzakkar/muannats, berakal maupun tidak.

Ia dihukumi mabni sukun. Contoh:

سَعَدَنِي الطّلابُ الأُلَى نَجَحُوْا فِي الامتِحَانِ

“Para siswa (yang) lulus ujian membuatku bahagia”

سَعَدَتْنِي الطَّالبَاتُ الأُلَى نَجَحْنَ فِي الامتِحَانِ

“Para siswi (yang) lulus ujian membuatku bahagia.”

  • Alladzina (الَّذِيْنَ) Khusus untuk bentuk Jamak mudzakar berakal.

Ia dihukumi mabni fathah. Contoh:

إنَّ الَّذِيْنَ يَفْهَمُوْنَ هَذا الدَّرْسَ قَلِيْلُوْنَ

“Orang-orang yang memahami pelajaran ini sedikit”

  •  Allaatii, Allaaii, Allawaaii (اللَّاتِي, اللاَّئِي, اللَّوَاتِي) Khusus untuk Jamak Muannats, baik berakal maupun tidak.

Ia dihukumi mabni sukun. Contoh:

الطَّالِبَاتُ اللَّاتِي/ اللاَّئِي / اللَّوَاتِي نَجَحْنَ فِي الامتِحَانِ مَنْ المَدَارِسِ المُخْتَلِفَةِ

“Para Siswi(yang) lulus ujian berasal dari berbagai sekolah.”

2. Isim Maushul Musytarak

Kebalikan dari isim maushul muktash, isim maushul musytarak merupakn bentuk isim maushul yang umum. 

Semua bentuk lafadz yang ada, baik itu, mufrad, mutsanna dan jamak, juga baik itu isim yang aqil atau ghairu aqil, maka isim maushul musytarak tidak akan berubah.

 Adapun isim-isim maushul musytarak, antara lain:

مَنْ / مَا / ذَا / أَيّ

  • Man (مَنْ) Digunakan untuk semua bentuk (Mufrad Mudzakkar/Muannats, Mutsanna Mudzakkar/Muannats, Jamak Mudzakar/Muannats). 

Pada umumnya hanya digunakan untuk berakal. Ia dihukumi mabni sukun. Contoh:

عَرَفْتُ مَنْ نَجَحَ

عَرَفْتُ مَنْ نَجَحَا

Aku tahu (Siapa) (Dia laki, Dia berdua, Dia Cewe, Mereka laki, Mereka Cewe) yang lulus”

  • Man (مَا) Digunakan untuk semua perubahan sama persis seperti مَنْ. Namun, pada umumnya digunakan untuk tidak berakal. Ia dihukumi mabni sukun.

Contoh Maa untuk tidak berakal:

أَعْجَبَنِي مَا قَالهُ خَالدٌ

أَعْجَبَنِي مَا قَالهُ خَالدٌ وَ زَيْدٌ

“(Sesuatu) yang dikatakan ( Kholid, Nurah, Para siswa/siswi telah membuatku kagum”.

Maa ما disini mengandung arti makna “sesuatu yang dikatakan” (tidak berakal)

Contoh Maa untuk berakal:

قوله : إنّي نَذَرْتُ لَكَ ما في بطني مُحَرّراً فَتَقَبَّلْ مِني

Maa ما pada Ayat diatas mengandung makna “orang” (berakal)

  • Dza (ذَا) Digunakan untuk semua perubahan sama persis seperti مَنْ dan ما untuk berakal dan tidak berakal. Ia dihukumi mabni sukun

Contoh: Dza untuk berakal

مَنْ ذَا نَجَحَ ؟

“Siapa dia laki (yang) telah lulus?”

مَنْ ذَا نَجَحَا ؟

“Siapa dua orang laki-laki (yang) telah lulus?”

Contoh: Dza untuk tidak berakal

مَاذَا قَالَهُ خَالدٌ ؟

“Apa (yang) kholid katakan?”

مَاذَا قَالَهُ خَالدٌ و زَيْدٌ ؟

“Apa (yang) kholid dan Zaid katakan?”

  •  Ayyun ( أيّ) Digunakan untuk semua perubahan seperti kawanya diatas. Isim maushul yang ini dihukumi mu’rab (berubah harakat akhir). Contohnya:

أَعْطِهِ أَيَّ مُحْتَاجٍ

“Berikan dia (apa) yang dibutuhkan”

اُنْصُرْ أيًّا هُوَ مُحْتَاجٌ

“Tolonglah (apa) yang dia butuhkan”

Sebelum lanjut ke jenis isim lain, ada baiknya kamu mengenal jenis-jenis isim terlebih dahulu. Apa aja sih? Yuk simak artikel Ini Dia Jenis-Jenis Isim Dalam Bahasa Arab yang Harus Kamu Tahu!