close
Dauroh Tahsin Tahfidz Ramadhan
Logo Website Annajah
Search

Mubtada Khobar: Pengertian, Jenis dan Contohnya

penjelasan dan contoh mubtada khobar dalam bahasa arab

Table of Contents

Ketika kita tengah belajar tata bahasa Arab, ada suatu istilah yang disebut dengan Mubtada Khobar. Istilah tersebut sejatinya merupakan dua isim yang membentuk jumlah ismiyyah, yakni kalimat bahasa Arab dengan subjek berupa kata benda serta dilengkapi dengan predikat.

Isim dapat diartikan sebagai kata yang menunjukkan makna tersendiri namun tidak disertai dengan status waktu. Jika disamakan dengan bahasa Indonesia, isim mirip dengan kata benda atau pokok kalimat sebagai objek. Apabila kedua isim membentuk ismiyyah, maka disebut dengan mubtada khabar atau khobar.

Apa itu Mubtada?

Sejatinya, Mubtada Khobar memiliki pengertian yang berbeda. Mubtada sendiri merupakan isim marfu’ atau isim yang diterangkan. Letaknya pun di awal kalimat atau yang juga sering kali kita kenal dengan subyek.

Mubtada sendiri memiliki beberapa hukum, di antaranya:

  • Wajib rofa’, sehingga dalam sekali waktu, mubtada’ dibaca jar dengan menggunakan ba’ (البَاء) atau min (مِنْ) yang keduanya merupakan zaidah atau tambahan. Selain itu, juga menggunakan rubba (رُبَّ) atau huruf jar yang serupa dengan zaidah.
  • Wajib berupa isim ma’rifat atau berupa nakiroh mufidah yang dapat memberikan manfaat. Adapun nakiroh mufidah dapat terwujud jika memenuhi salah satu syarat seperti dengan adanya idhofah, baik secara lafadz maupun makna.
  • Mendahulukan dan mengakhirkan khobar sehingga dalam sekali tempo berlaku pula kebalikannya, yakni mendahulukan khobar dan membuat mubtada’ di akhir.

Selain itu, mubtada juga wajib dibuang jika terjadi pada empat tempat, di antaranya:

  • Sewaktu menunjukkan jawaban qosam seperti فْعَلَنَّ كَذَا فِي ذِمَّتِي لأ padahal yang dimaksud yakni عَهْدٌ اَوْ مِيْثَاقٌ فِي ذِمَّتِي.
  • Ketika terdapat khobar yang berupa mashdar pengganti fi’ilnya seperti صَبْرٌ جَمِيْلٌ atau maksudnya صَبْرٌ جَمِيْل صَبْرِيْ.
  • Apabila ada khobar yang dikhususkan dengan makna memuji atau mencela setelah lafadz ni’ma (نِعْمَ) atau bi’sa (بِئسَ)
  • Jika mubtada’ berupa na’at, maka sifat kena’atannya ini akan diputus selama menunjukkan makna memuji, mencela, hingga makna kasih sayang.

Mubtada juga memiliki tiga bagian yang berkaitan satu sama lain. Adapun tiga bagian yang dimaksud di antaranya:

  • Mubtada’ yang jelas (shorih) atau yang sering kali disebut isim dzohir, seperti الكريمُ محبوبٌ .
  • Mubtada’ dhomir mufashil, seperti اَنتَ مُجْتَهِدٌ .
  • Mubtada’ yang di’tawil menggunakan mashdar seperti وأن تَصُوْمُوا خَيرٌلكُم. Adapun ta’wilannya صَومُكُم خير لكم kemudian fi’il dalam bentuk lafadz تَصُوْمُوا sehingga mashdar صَومُكُم dengan kedudukan rofa’ sebagai mubtada’.

Apa itu Khobar?

Mempelajari Mubtada Khobar tentu tidak lengkap jika kita juga tidak mengetahui apa yang dimaksud dengan Khobar itu sendiri. Secara leksikal, khobar sendiri berarti kabar, berita, atau keterangan. Tidak jarang, para ahli hadits membandingkan al-khobar dengan istilah al-hadits.

Kendati demikian, para ulama ahli nahwu (ilmu tata bahasa Arab) mengartikan bahwa khobar adalah lafadz yang sepi dari amil lafdzi dan disandarkan kepada mubtada’ untuk menyempurnakan makna sehingga layak diam atasnya.

Para ahli nahwu juga menyebutkan jika khobar/khabar memiliki beberapa hukum wajib yang berkaitan dengan tata cara penulisannya seperti:

  1. Wajib merafa’ atau memberi harakah dhamma pada khabar. Hal ini karena penyebab khobar marfu’ adalah mubtada. Contohnya seperti أنت كريم.
  2. Khobar pada dasarnya harus nakirah. Secara bahasa, nakirah dapat diartikan sebagai sesuatu yang belum dikenal atau tidak tentu sehingga belum ada makna secara spesifik. Contohnya seperti محمد فاضل
  3. Penulisan Khobar harus disesuaikan kepada mubtada’, baik dari segi penulisan kata tunggal maupun jamak. Contohnya الطالب متفوق
  4. Khabar boleh banyak dan beragam sedangkan mubtada hanya ada satu, misalnya أحمد شاعر خطيب كاتب di mana شاعر خطيب كاتب merupakan khobar dari أحمد

Selain itu, ada juga beberapa hal yang berkaitan dengan khobar dan penulisannya, yakni Khobar bisa dihilangkan, wajib dihilangkan, bahkan boleh dan wajib didahulukan dari mubtada’ apabila terdapat dalil yang menunjukkan hal tersebut.

Dalam Mubtada Khobar, khobar sendiri masih terbagi lagi menjadi tiga jenis, yakni khobar mufrad, khobar jumlah, serta khobar syibhu jumlah. Berikut beberapa penjelasannya.

1. Khobar mufrad

Merupakan khobar yang bukan berbentuk atau menyerupai kalimat, melainkan terdiri dari satu kata yang menunjukkan keterangan tunggal, mutsanna, atau jamak. Khobar ini juga harus disesuaikan dengan mubtada’ dalam petazkiran, juga dalam bentuk tunggal, mutsanna, atau jamak. Contohnya الطالبة مؤدبة (murid yang sopan).

2. Khobar jumlah

Jenis khobar ini berbentuk kalimat, baik jumlah ismiah maupun fi’ilyah. Adapun khabar jumlah ismiah misalnya الحديقة أشجارها خضراء di mana jumlah dari mubtada’ kedua dan khobatnya menempati posisi rafa’ atau khobar dari mubtada pertama.

Khobat mubtada dari jumlah fi’ilyah misalnya seperti الأطفال يلعبون في الحديقة di mana kata yal’abun merupakan fi’il mudhari marfu’ karena khabar mubtada berbentuk jumlah fi’ilyah. Tentunya, khobar jumlah, baik ismiah maupun fi’ilyah harus berhubungan dengan mubtada.

3. Khobar syibhu jumlah

Merupakan khobar yang bukan mufrad namun menyerupai khobar jumlah. Terdiri dari jarr wal majrur dan dharf (kata keterangan). Keterangan itu pun ada keterangan tempat (dharf makan) hingga keterangan waktu (dharf zaman).

Syarat-Syarat Mubtada

Untuk menyusun suatu kalimat Mubtada Khobar, tentunya Anda juga harus menyesuaikan beberapa kaidah yang penting terutama pada penulisan mubtada’. Adapun kaidah yang dimaksud yakni:

  1. Setiap mubtada’ haruslah marfu’. Dengan demikian, mubtada merupakan kata atau kalimat yang diterangkan sehingga mubtada’ biasanya berada di awal kalimat
  2. Secara umum, mubtada haruslah ma’rifah, karena digunakan untuk mengawali pembicaraan dengan sesuatu yang ma’ruf, sama-sama sudah diketahui oleh pembicara maupun lawan bicara.
  3. Mubtada juga dapat berupa isim dhomir atau kata ganti jika diistilahkan dalam bahasa Indonesia.

Contoh-Contoh Mubtada

Adapun jenis mubtada sendiri ada dua macam menurut sejumlah ahli. Adapun jenis yang dimaksud di antaranya isim dhohir dan mubtada isim dhomir. Seperti apakah itu dan bagaimana contohnya?

1. Mubtada isim dhohir

Merupakan mubtada yang lafadznya menunjuk pada musamman atau seseorang yang mempunyai makna tanpa adanya qoyyidi. Penulisannya dapat ditulis secara tunggal, dua, atau jamak. Misalnya:

  • مُحَمَّدٌ قَائِمٌ (Muhammad berdiri)
  • مُحَمَّدَانِ قَائِمَانِ (Ada dua Muhammad berdiri)
  • مُحَمَّدُوْنَ قَائِمُوْنَ (Banyak orang bernama Muhammad berdiri)

2. Mubtada isim dhomir

Merupakan mubtada yang terdiri dari dhomir munfashil atau kata ganti yang terpisah.

Terdapat 12 mubtada isim dhomir, yakni أَنَا (Saya), أَنْتَ (Kamu (laki-laki)), اَنْتِ (Kamu (perempuan)),

هُوَ (Dia (laki-laki)), هِيَ (Dia (perempuan)), نَحْنُ (Kami/kita), أَنْتُمَا (Kalian berdua),

أَنْتُمْ (Kalian (laki-laki)), أَنْتُنَّ (Kalian (perempuan)), هُمْ (Mereka (laki-laki)), هُنَّ (Mereka (perempuan)), هُمَا (Mereka berdua).

Demikian beberapa penjelasan mengenai Mubtada Khobar, yuk terus belajar ilmu terbaru seputar tahsin dan Ilmu Al-Quran bersama Pondok Tahfidz Annajah Kampung Inggris Pare. Di sini Anda akan mendapatkan atmosfer dan sensasi belajar yang kondusif serta berbeda dari yang lainnya. 

Tunggu apa lagi? Yuk daftarkan diri Anda sekarang juga!

Pondok Tahfidz Annajah

baca juga Mubtada Muakhor: Definisi, Fungsi, Syarat dan Contohnya