Fi’il adalah kata yang menunjukan arti pekerjaan atau peristiwa yang terjadi pada masa atau waktu tertentu. Singkatnya, fi’il ini layaknya kata kerja dalam istilah Indonesia. Hanya saja, dalam bahasa Arab, fi’il itu dibagi menjadi tiga macam, yakni fi’il madhi, mudhari’ dan juga fi’il amr.
Artikel kali ini akan mengupas perbedaan fiil madhi dan fiil mudhari’. Apa saja perbedaanya? Mari kita simak!
Definisi Fi’il Madhi
Secara bahasa kata Madhi berasal dari kata “مضي- يمضي” artinya telah berlalu. Dari pengertian secara bahasa saja, kita sudah bisa menangkap bahwa fi’il madhi itu bentuk kata kerja lampau atau telah berlalu. Sementara itu, Ali Al-Jarim, penulis kitab Nahwu Wadhi, mendefinisikan Fi’il Madhi sebagai:
الفعل الماضي هو كل فعل يدلّ على حصول فى الزمان الماضي
“Fi’il madhi adalah fi’il yang menunjukkan pada terjadinya perbuatan di waktu lampau.”
Kita telah memahami bahwa fi’il madhi merupakan kata kerja yang menunjukan peristiwa lampau. Namun, apakah untuk mengetahui bahwa kalimat tersebut merupakan fi’il madhi kita harus mengetahui artinya? Jawabannya, tidak juga.
Memahami artinya memang akan lebih memudahkan, tetapi ada juga kok ciri yang ditunjukan oleh fi’il madhi. Dalam Syarah Alfiyah Ibnu Malik, dijelaskan tanda-tanda fi’il madhi, yakni:
- Diikuti Ta’ Ta’nits Sakinah. Apabila ada fi’il yang ada ta’ sukun di belakang, maka fiil tersebut termasuk dalam fi’il madhi. Contohnya: نصرتْ، دخلتْ، كتبتْ
- Diikuti Ta’ Dhamir. Apabila ada fi’il yang huruf akhirnya itu ta, ti, atau tu, maka dapat dipastikan itu termasuk fi’il madhi, bukan mudhari’. Contohnya: ضربتُ، قرأتِ، نظرتً
Fungsi Fi’il Madhi dan Contohnya
Sebagaimana namanya, Madhi (yang telah berlalu), fi’il madhi ini digunakan untuk menginformasikan peristiwa-peristiwa yang sudah terjadi. Dalam praktiknya juga, fi’il madhi sering digunakan untuk menceritakan kisah atau dongeng. Berikut beberapa contoh penggunaan fi’il madhi dalam kalimat:
- وَكَلَّمَ اللهُ مُوْسَى تَكْلِيْمًا – “Allah telah berfirman kepada Musa dengan percakapan langsung.”
- نَصَرْتُ أَحْمَدًا – “Aku telah menolong Ahmad.”
- قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِكَ الرَّسُوْلُ – “Sungguh para rasul telah berlalu dari sebelum kamu.”
Definisi Fi’il Mudhari’
Mudharo’, secara bahasa, berasal dari kata “ضارغ – يضارع” yang artinya menyerupai dan menyamai. Makdusnya adalah lafadz fi’il mudhari’ menyerupai dengan isim fa’ilnya.
Misalnya, fi’il mudhari’ “يسلمُ” maka isimnya ,”مسلِمٌ” fi’il mudhari’ “إجتهد – يجتهِدُ” menjadi “مجتهِد”.
Coba perhatikan, lafadz fi-‘il mudhari’ dan juga isim fa’ilnya memiliki kesamaan dalam penulisan harakatnya. Sementara secara isitilah, fi’il mudhari’ didefinisikan sebagai:
الفعل المضار هو كل فعل يدلّ على حصول فى الزمان الحاضر اوالمستقبل
“Fi’il Mudhari’ adalah kata kerja yang menunjukan pada peristiwa pada saat ini atau yang akan datang.”
Berdasarkan pendapat di atas, dapat kita simpulkan bahwa fi’il mudhari’ ini merupakan kata kerja yang menjelaskan subjek yang akan atau sedang berlangsung dalam melakukan kegiatan. Ada beberapa ciri khusus yang hanya dimiliki oleh fi’il mudhari. Mengetahui ciri-cri ini dapat memudahkan kita dalam membedakan fi’il mudhari’ dengan fi’il madhi. Ciri-ciri tersebut, antara lain:
- Diawali huruf mudhara’ah, yakni huruf hamzah, nun, ya’, dan ta’. Contohnya: أَذهب الى المسجد، نَدخل فى الفصل، يَتعلّم الرياضبات، افلا تَعقلون
- Kemasukan amal nawasibh atau jawazim. Contohnya: أريد اَنْ اكونَ طبيبا، لَا تَغضبْ
- Diawali huruf sin atau saufa. Contohnya: سَتَذهب الى المسجدو فسَوْفَ تَعلمون
Fungsi Fi’il Mudhari’ dan Contohnya
Para santri, dapat menggunakan kata sedang atau akan dalam memaknai fi’il mudhari’. Untuk menentukan apakah termasuk perbuatan yang sedang berlangsung atau yang akan berlangsung itu semua menyesuaikan dengan konteks dari perkataan tersebut.
Berikut, penulis tunjukan beberapa contoh penggunaan fi’il mudhari’ dalam kalimat.
- يَدْخُلُ اَلْمُسْلِمُ اِلَى الْمَسْجِدِ – “Orang muslim itu (akan) masuk ke masjid.”
- يَشْكُرُ الطُّلَّابُ المُدَرِّسَ – “Para murid (sedang) berterima kasih kepada guru.”
- تَأْكُلُ الرُّزَّ – “Kamu (sedang) makan nasi.”
Demikian, penjelasan fi’il madhi dan fi’il mudhari’. Semoga kita sudah bisa membedakan dan menggunakan fi’il madhi dan fi’il mudhari’ sesuai dengan situasinya. Semoga bermanfaat dan tetap semangat dalam mempelajari Bahasa Arab.
Yuk belajar ilmu terbaru seputar tahsin Al-Quran dan bahasa Arab bersama Program Bahasa Arab Pondok Tahfidz Annajah Kampung Inggris Pare. Di sini Anda akan mendapatkan atmosfer dan sensasi belajar yang kondusif serta berbeda dari yang lainnya.
Tunggu apa lagi? Yuk daftarkan diri Anda sekarang juga!