close
Logo Website Annajah
Search

Perbedaan Hadits Qudsi dan Hadits Nabawi

Table of Contents

Letak perbedaan Hadits Qudsi dan Hadits Nabawi yaitu terletak dari mana Hadits tersebut bersumber. Hadits Qudsi merupakan Hadits yang diriwayatkan sendiri oleh Rasulullah SAW atas dasar kalam Allah SWT. Sedangkan Hadits Nabawi di sandarkan dari Allah. Cara periwayatan Hadits Qudsi yaitu dengan sumber riwayat dari Rasulullah dan tetap disandarkan kepada Allah, dengan mengatakan:

  1. Perkataan yang diriwayatkan oleh Rasulullah berasal dari Allah, contohnya: “Dari Abu Hurairah Ra. Dari Rasulullah SAW mengenai apa yang diriwayatkannya dari Allah Azza Wa Jalla, tangan Allah itu penuh, tidak dikurangi oleh nafkah, baik di waktu siang atau malam hari.”
  2. Rasulullah SAW mengatakan bahwa Allah telah berfirman, contohnya: “Dari Abu Hurairah Ra, bahwa Rasulullah berkata: ‘Allah SWT bersabda: ‘Aku menurut sangkaan hamba-Ku terhadap-Ku. Aku bersamanya bila ia menyebut-Ku, bila ia menyebut-Ku di dalam dirinya maka Aku pun menyebutnya di dalam diri-Ku. Dan bila ia menyebut-Ku di kalangan orang banyak, maka Aku pun menyebutnya di dalam kalangan orang banyak lebih dari itu.”

Apa Persamaan Hadis Qudsi dan Hadis Nabawi?

Persamaan yang dimiliki oleh Hadits Qudsi dan Hadits Nabawi terletak pada pengucapannya yang di mana kedua Hadits tersebut keluar di antara dua bibir (Nabi Muhammad SAW), di mana semua yang keluar tersebut merupakan Anwar (cahaya-cahaya) yang berasal dari Nabi Muhammad SAW, dan semua yang dikatakannya adalah wahyu.

Hadits Qudsi sendiri merupakan salah satu pegangan yang digunakan oleh umat muslim dalam menjalankan ibadah dan juga dalam menjalani kehidupan. “Qudsi” berasal dari kata qudus yang artinya suci dan itulah mengapa Hadits Qudsi selalu diawali dengan kata “Qallalahu” yang menjadi perbedaan Hadis Qudsi dan Hadis Nabawi. Terdapat beberapa penjelasan dari para ulama tentang Hadits Qudsi, yaitu:

Al Jurjani

Beliau menjelaskan bahwa Hadits Qudsi merupakan suatu berita yang datangnya dari Allah dan diberikan kepada Nabi melalui perantara mimpi atau ilham yang kemudian disampaikan oleh Rasulullah dengan menggunakan bahasa beliau. 

Al Munawi

Beliau menjelaskan bahwa Hadits Qudsi merupakan berita yang disampaikan kepada Rasulullah berupa ilham dan kemudian disampaikan dengan ungkapan Rasulullah sendiri.

Jumlah Hadits Qudsi hanya terdapat sekitar 200 Hadits dapat dikatakan sedikit jika dibandingkan dengan Hadits Nabi yang berjumlah 4444 Hadits. Karena jumlahnya yang sedikit, maka beberapa ulama mengumpulkannya pada sebuah kitab, antara lain dengan judul “Al-Kalimah At-Thayyibah” oleh Ibnu Taimiyah, “Adab al-Hadits al-Qudsi” oleh Ahmad Syarbasyi. 

Contoh Hadits Qudsi: “Diriwayatkan dari Abi Hurarah Ra, dia berkata, telah bersabda Rasulullah: “Ketika Allah menetapkan penciptaan makhluk, Dia menuliskan dalam kitab-Nya ketetapan untuk diri-Nya sendiri: Sesungguhnya rahmat-Ku (kasih sayang-Ku) mengalahkan murka-Ku.” (HR. Muslim, Al-Bukhari, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah)

Hadits Nabawi sendiri berasal dari ungkapan Rasulullah sehingga diartikan juga sebagai Hadits keNabian. Segala perkataan, perbuatan, dan juga ketetapan yang berasal dari Rasulullah dan diungkapkan menggunakan redaksinya sendiri, sehingga Hadits tersebut disandarkan kepada Rasulullah.

Contoh Hadits Nabawi berupa perkataan Nabi: “Abu Hurairah Ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Ada tiga doa yang mustajab dan tidak diragukan lagi, yaitu doa orang yang teraniaya, doa orang bepergian, doa kedua orang tua kepada anaknya.” (HR. Turmudzi)

Apa Perbedaan Hadits Qudsi dan Hadits Nabawi?

Perbedaan Hadis Qudsi dan Hadis Nabawi dapat dilihat dari beberapa penjelasan berikut ini:

  • Sandaran yang terdapat pada Hadits Nabawi berasal dari pemberitaan, sedangkan pada Hadits Qudsi sandarannya berasal dari Allah SWT dengan artian Nabi menyampaikan apa yang didapatkan dari Allah namun dengan redaksinya sendiri.
  • Dalam Hadits Qudsi, pemberitaan yang diberikan oleh Nabi hanya berupa perkataan atau qawil, sedangkan dalam Hadits Nabawi pemberitaan yang diberikan berupa qawil (perkataan), fi’il (perbuatan), dan juga taqrir (persetujuan). 
  • Penjelasan yang terdapat pada Hadits Nabawi merupakan kandungan wahyu yang diberikan secara langsung ataupun tidak. Maksud dari wahyu tidak langsung adalah dalam menjawab suatu permasalahan, Nabi melakukan ijtihad terlebih dahulu dan jawaban yang didapatkan bisa sesuai dengan wahyu ataupun tidak. Jika jawaban tersebut tidak sesuai, maka akan turun wahyu dengan tujuan untuk meluruskannya. 
  • Dalam sebagian pendapat, Hadits Nabawi maknanya berasal dari Nabi sedangkan Hadits Qudsi maknanya berasal dari Allah hanya saja redaksinya disusun oleh Nabi.
  • Dalam Hadits Qudsi biasanya kata ungkapannya yang digunakan adalah orang pertama seperti: Aku (Allah)…Hai HambaKu (Allah), sedangkan pada Hadits Nabawi redaksi yang digunakan berbeda.

Kenapa Kedudukan Hadis Qudsi dan Hadis Nabawi Tidak Sama?

Kedudukan Hadits Qudsi dan Hadits Nabawi mempunyai perbedaan. Hadits Qudsi sendiri kedudukannya lebih mulia daripada Hadits Nabawi, karena Hadits Qudsi berada di bawah Al-Qur’an yang merupakan mukjizat walaupun Hadits Qudsi sendiri bukanlah sebuah mukjizat.

Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa perbedaan Hadis Qudsi dan Hadis Nabawi terletak pada sumber dari kedua Hadits tersebut berbeda, namun pada ungkapannya menggunakan redaksi dari Rasulullah SAW.

Yuk lebih dalam pelajari Al-Quran dan hadits bersama Annajah. Ikuti informasi dan artikel terbaru kami di sini!

Pondok Tahfidz Annajah